Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular dengan kondisi medis yang serius dan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya. Apabila hipertensi dibiarkan tanpa pengobatan, maka sebagian pasien hipertensi akan meninggal karena penyakit jantung dan 10-15% akan meninggal karena gagal ginjal. Oleh karena itu, perlu adanya perilaku pengelolaan pada pasien hipertensi dengan tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi atau keparahan penyakit. Tujuan penelitian untuk menganalisa faktor perilaku pengelolaan hipertensi pada pasien dengan komplikasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2022 di Puskesmas Gamping I, Sleman, dengan responden sebanyak 223 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner hypertension knowledge - level scale, dukungan keluarga, illness perception questioner-revised (IPQ-R), general self-efficacy, akses pelayanan kesehatan dan kuisioner perilaku pengelolaan pasien hipertensi. Analisis data menggunakan uji chi square, uji one way anova , uji kruskal wallis dan uji regresi logistic. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia (p= 0,002), lama menderita penyakit (p=0,012), status pernikahan (p=0,003), pengetahuan (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,000), persepsi sakit (p=0,000), self efficacy (p=0,000), dan akses pelayanan kesehatan (p=0,000) dengan perilaku pengelolaan hipertensi pada pasien dengan komplikasi, sementara itu tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan perilaku pengelolaan hipertensi pada pasien dengan komplikasi dengan nilai p= 0,574 (p>0,005). Faktor pengetahuan dan akses pelayanan kesehatan merupakan faktor prediktor dalam perilaku pengelolaan hipertensi pada pasien dengan komplikasi

