Konteks pengetahuan tentang ketimpangan akses dan pelayanan kesehatan masyarakat yang berkualitas dari sisi input sangat dipengaruhi oleh faktor internal berupa pemahaman dan perilaku masyarakat tentang kesehatan. Sehingga pada prosesnya perlu mengoptimalkan faktor health services berupa mutu dan kualitas SDM kesehatan, pelayanan serta akses dan cakupan upaya kesehatan masyarakat.
Menurut teori HL. Blum dan Melville J. Herskovits, perilaku masyarakat dipengaruhi oleh 3 karakteristik mendasar, yaitu: 1) Upaya Kesehatan (Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif); 2) Aturan / Regulasi Kesehatan (Diseminasi Informasi Health Policy); dan 3) Lingkungan Etnografi - Sosial Budaya (Model Stratifikasi Kelompok Masyarakat). Ketiga aspek tersebut saling mempengaruhi sehingga berdampak pada penilaian stereotip perilaku masyarakat. Hal tersebut menjadi tolok ukur bagi faktor responsibility, fundamental right, dan institutional duty dalam membentuk model / pola perilaku masyarakat yang diharapkan.
Hasil dari analisis akar masalah PHBS yang dikaitkan dengan data kesehatan SKI tahun 2023 dapat menjadi dasar dalam menyusun pola-pola role model promosi dan pemberdayaan dengan menggunakan intervensi perilaku agent of change di dalam studi komunitas / kelompok masyarakat. Terdapat beberapa model promosi kesehatan dalam penerapan program kesehatan masyarakat, salah satu yang menjadi rujukan pengembangan inovasi adalah menyiapkan pemetaan intervensi dengan menetapkan model kesiapan komunitas sebagai pendekatan multilevel kesehatan komunitas.
Sebagai role model agent of change, maka untuk peran serta dalam intervensi perilaku masyarakat sadar ber-PHBS, harus memiliki 4 (empat) kriteria, yaitu 1) creator planner; 2) advocator to audience; 3) development strategy; dan 4) solution maker.