Kucing dan Toxoplasmosis

Mengenal lebih jauh penyakit Toxoplasmosis

(drh. Citra K.W.)

Dewasa ini di lingkungan masyarakat penyakit Toxoplasmosis sering sekali dikaitkan dengan penyakit yang disebabkan oleh kucing, sehingga sering Masyarakat awam takut untuk memelihara kucing karena takut terjangkit penyakit tersebut. Apakah benar Toxoplasmosis disebabkan oleh kucing? Berikut penjelasan mengenai penyakit tersebut.

           Toxoplasmosis merupakan penyakit ,yang disebabkan oleh jenis coccidia yang disebut Toxoplasma gondii.Toxoplasma gondii dapat menginfeksi hewan berdarah panas dan manusia. Hewan yang dapat terinfeksi penyakit ini antara lain mamalia (baik aquatic mamalia maupun terrestrial mamalia) dan unggas. Atropoda misalnya kecoa juga pernah dilaporkan membawa Toxoplasma gondii. Jadi Toxoplasmosis disebabkan oleh parasite Toxoplasma gondii ya, lalu apa hubungannya dengan kucing?

Toxoplasma gondii siklus hidupnya berada di kedua hospes, yaitu hospes intermediet dan hospes definitive. Hospes intermediet adalah ketika parasit ini berada di periode aseksual untuk memperbanyak diri dan hospes definitive adalah ketika parasit ini berada di periode seksual untuk berkembang biak. Hospes intermediet dari Toxoplasma gondii antara lain manusia, mamalia, unggas, dan kecoa. Hospes definitive Toxoplasma gondii yaitu felidae antara lain kucing, harimau, singa, macan, citah, dll. (4,5).

Periode seksual terjadi ketika berada ditubuh hospes definitive yaitu kucing dengan membentuk skizont, gamont dan mengeluarkan oocyt di dalam feses kucing. Oocyt mengandung dua sporocyt dan masing- masing sporocyt mengandung empat sporozoit. Oocyts yang berada di dalam feses kucing membutuhkan waktu 1 hingga 5 hari untuk sporulasi (1).Oocyt yang telah bersporulasi inilah yang dapat menginfeksi hospes intermediet termasuk manusia.

Periode aseksual terjadi ketika berada ditubuh hospes intermediet yaitu mamalia termasuk manusia dan unggas. Toxoplasma gondii memperbanyak diri dengan aseksual yaitu ketika oocyt yang bersporulasi dan termakan hospes intermediet akan berubah menjadi sporozoit. Sporozoit akan menjadi tachizoit dan berproliferasi memperbanyak diri dan menyebkan kerusakan sel dan jaringan. Tachizoit dapat berubah menjadi bradizoit untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sehingga tidak terdeteksi oleh imun hospes. Di dalam Bradizoit terdapat cyts yang apabila imun hospes menurun cyst dapat berubah kembali menjadi Tachizoit. (1,2)

Tachizoit dan bradizoit apabila termakan kucing maka bradizoit dan tachizoit akan menginfeksi kucing dan menjadi periode seksual sedangkan apabila termakan unggas, manusia dan mamalia lain akan menjadi periode aseksual.(1)

Manusia dapat tertular Toxoplasmosis melalui makan makanan yang mengandung oocyt yang telah bersporulasi dan memakan jaringan tubuh hewan yang mengandung cyst, dengan demikian Toxoplasmosis juga disebut Foodborn disease. Penularan Toxoplasmosis melalui makanan dapat terjadi ketika makan makanan mentah misalnya sayuran dan buah-buahan yang kurang bersih dicucinya, makan makanan yang mengandung cyst Toxoplasma gondii yang kurang matang dimasaknya misalnya daging sapi, kambing, babi, kuda, unggas, makan menggunakan peralatan yang tercemar oocyt, minum air yang tercemar oocyt, dll. Selain penularan memalui makanan, penularan Toxoplasmosis juga dapat terjadi melalui kongenital dari ibu ke janinnya, dan penularan melalui donor organ dan donor darah.(2)

Dengan demikian walaupun kucing menjadi hospes definitive Toxoplasma gondii dan dapat mengeluarkan oocyt melalui fesesnya, namun penularan Toxoplasma gondii dapat terjadi melalui berbagai cara dan belum tentu berasal dari kucing langsung seperti dijelakan diatas. Selain itu disebutkan oocyt yang terkandung di dalam feses kucing akan menjadi infektif apabila telah bersporulasi dan oocyt membutuhkan waktu bersporulasi antara 1 sampai 5 hari (1).Dengan demikian Masyarakat tidak perlu resah dalam memelihara kucing asalkan rajin menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan, menjaga kebersihan kandang kucing dengan segera membuang feses kucing setelah kucing defekasi, senantiasa menerapkan pola hidup sehat yaitu mencuci tangan dengan sabun setelah membersihkan feses kucing, membuang kotoran kucing ditempat khusus agar tidak mengontaminasi lingkungan, dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan serta menjaga kebersihan alat makan.

 

Referensi

 

1.   Urquhart GM, Armour J, Duncan JL, Dunn A, Jennings FW. Veterinary Parasitology 2nd edition. Blackwell Sci Inc. 1996;307.

2.   CDC. Toxoplasmosis - About Toxoplasmosis. Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention; 2024. https://www.cdc.gov/toxoplasmosis/about/index.html. Accessed 03 October 2025.

3.   CDC. Toxoplasmosis. Atlanta: Centers for Disease Control and Prevention; 2024.   https://www.cdc.gov/dpdx/toxoplasmosis/index.html. Accessed 03 October 2025.

4.   Attias M, Teixeira DE, Benchimol M, Vommaro RC, Crepaldi PH, Souza WD. The Life-Cycle of Toxoplasma gondii reviewed using animations. Parasite and Vectors. 2020,13:588.

5.   Dubey JP. History of the discovery of the life cycle of Toxoplasma gondii. International Journal for Parasitology. 2009,877-882.



    Untuk memberikan komentar dan share pada pengetahuan ini, silahkan masuk disini!