Rodensia atau hewan pengerat memiliki peran utama dalam penularan penyakit seperti leptospirosis dan hantavirus. Keberadaan hewan pengerat, khususnya tikus yang dekat dengan lingkungan dan aktifitas manusia dapat menjadi faktor resiko dalam penularan penyakit tular rodentia. Pengambilan sampel dalam pengujian penyakit tular rodentia menjadi hal penting agar mutu pemeriksaan dapat terjaga dengan baik.
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Bakteri Leptospira sp. akan menetap di dalam ginjal tikus sebagai infeksi kronik dan bertahan sepanjang hidup tikus. Bakteri Leptospira sp. kemudian keluar bersama urin tikus. Tikus menjadi pembawa bakteri seumur hidupnya (carrier) karena meskipun Leptospira sp. hidup di tubuh tikus, tikus tidak menunjukkan adanya gejala sakit. Hal ini berbeda jika Leptospira sp. menginfeksi mamalia lain seperti anjing, sapi, kambing, dan domba. Pemeriksaan leptospirosis dapat dilakukan dengan metode Microscopic Aglutination Test (MAT) menggunakan sampel serum tikus dan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan menggunakan sampel ginjal tikus.
Penyakit virus Hanta adalah virus dari genus Orthohantavirus. Tikus dan celurut menjadi reservoir utama penyakit ini. Jenis tikus yang terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia adalah Rattus norvegicus (tikus got) dan R.tanezumi (tikus rumah). Jenis tikus lain yang menjadi reservoir adalah R. tiomanicus (tikus belukar), R.exulans (tikus ladang), R. argentiventer (tikus sawah), Mus musculus (mencit rumah), Bandicota indica (tikus wirok), dan Maxomys surifer. Pemeriksaan penyakit virus Hanta dapat dilakukan dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) menggunakan menggunakan sampel serum dan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan menggunakan sampel paru tikus.