Eksplorasi Dunia Mikroba di Balik Jerawat: Mengungkap Peran Mikrobiom Kulit dalam Acne Vulgaris
Oleh: Hartanti Dian Ikawati
Tanggal: 13 November 2025
Jerawat, atau yang dikenal secara medis sebagai Acne Vulgaris, adalah kondisi kulit yang mungkin paling umum dialami remaja di seluruh dunia. Sering dianggap sebagai masalah kosmetik semata, jerawat sesungguhnya adalah penyakit peradangan kronis folikel pilosebasea yang melibatkan faktor kompleks, mulai dari genetik, perubahan hormon, produksi minyak berlebih (sebum), hingga peran komunitas mikroorganisme yang hidup di kulit kita, atau yang kita sebut mikrobiom kulit.
Dari Kosmetik Menjadi Masalah Mikroba
Selama bertahun-tahun, mikrobiom kulit sering diabaikan atau disederhanakan perannya. Namun, kemajuan teknologi sekuensing DNA telah membuka mata kita terhadap sebuah 'ekosistem' kompleks yang sangat dinamis. Kulit kita adalah rumah bagi miliaran bakteri, jamur, dan virus yang hidup berdampingan. Keseimbangan ekosistem ini sangat penting. Ketika terjadi ketidakseimbangan (disebut disbiosis), masalah seperti jerawat dapat muncul.
Secara tradisional, fokus utama dalam penelitian jerawat adalah bakteri Cutibacterium acnes (C. acnes). Bakteri ini adalah penduduk alami kulit sehat, namun dalam kondisi kelenjar sebasea tersumbat dan produksi sebum berlebihan, C. acnes dapat berkembang biak secara eksesif. Perkembangbiakan ini kemudian memicu respons inflamasi, yang kita kenal sebagai kemerahan, bengkak, dan timbulnya pustula (jerawat bernanah).
Namun, penelitian metagenomik kini menunjukkan bahwa ceritanya jauh lebih rumit daripada hanya sekadar jumlah C. acnes. Kerumitan inilah yang menyebabkan mengapa presentasi klinis jerawat dan respons terhadap pengobatan sangat bervariasi antar individu yang pada akhirnya menjadi tantangan besar dalam dermatologi.
Mengintip Komunitas Mikroba dengan Sekuensing 16S rRNA
Bagaimana para ilmuwan bisa menganalisis komunitas mikroba yang tidak terlihat ini? Jawabannya ada pada teknologi modern bernama Sekuensing 16S rRNA.
Setiap bakteri memiliki gen ribosomal yang disebut 16S rRNA. Bagian dari gen ini adalah 'sidik jari’ genetik yang unik bagi setiap spesies. Dengan metode sekuensing tertarget, para peneliti dapat:
- Mengambil sampel DNA dari area kulit tertentu (misalnya, lesi jerawat).
- Memperbanyak hanya fragmen gen 16S rRNA dari semua bakteri yang ada dalam sampel tersebut.
- Membandingkan fragmen yang dihasilkan dengan database global untuk mengidentifikasi tidak hanya jenis bakteri apa saja yang ada, tetapi juga persentase relatif dari masing-masing jenis.
Pendekatan ini jauh lebih unggul dibandingkan metode kultur tradisional, yang seringkali gagal menumbuhkan mayoritas mikroba kulit di laboratorium. Sekuensing 16S rRNA memungkinkan kita memetakan seluruh komposisi mikrobiom kulit.
Temuan Kunci: Bukan Hanya Jumlah, Tapi Ragam Spesies
Melalui studi analisis metagenomik yang meneliti profil mikrobiom pada lesi jerawat remaja, temuan-temuan menarik telah terungkap:
- Dominasi C. acnes di Lesi Aktif: Benar, pada lesi jerawat aktif, populasi C. acnes memang jauh lebih dominan dibandingkan pada kulit sehat. Ini memperkuat perannya sebagai pemicu inflamasi.
- Hilangnya Keanekaragaman: Di area kulit yang berjerawat, terjadi penurunan signifikan dalam keanekaragaman spesies bakteri (alpha diversity). Ini mengindikasikan bahwa ekosistem menjadi didominasi oleh segelintir spesies yang tahan banting (terutama C. acnes), menggeser bakteri-bakteri lain yang mungkin berfungsi sebagai pelindung.
- Peran Strain Berbeda: Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa bukan hanya kehadiran C. acnes yang menjadi masalah, melainkan strain spesifik dari C. acnes. Beberapa strain bersifat komensal (bersifat baik/netral) dan membantu menjaga kesehatan kulit, sementara strain lain bersifat virulen dan lebih rentan memicu peradangan.
Penemuan ini menegaskan bahwa kunci kulit sehat bukanlah menghilangkan semua bakteri, tetapi mengembalikan keseimbangan dan keanekaragaman mikrobiom.
Menuju Pengobatan Presisi: Pendekatan Multi-Omics
Wawasan dari analisis metagenomik memang revolusioner, tetapi untuk benar-benar memahami patogenesis jerawat yang kompleks dan mengatasi variabilitas respons pengobatan, ilmuwan beralih ke strategi yang lebih komprehensif: Pendekatan Multi-Omics.
Pendekatan ini menggabungkan studi tentang berbagai lapisan biologis:
- Genomik & Transkriptomik: Mempelajari kerentanan genetik individu dan bagaimana gen-gen kulit diaktifkan (diekspresikan) sebagai respons terhadap peradangan.
- Metabolomik: Menganalisis produk akhir metabolisme, seperti profil lipid sebum. Perubahan komposisi asam lemak dalam sebum pada pasien jerawat menunjukkan bagaimana C. acnes memetabolisme minyak kulit, yang berpotensi menjadi target pengobatan baru.
- Mikrobiomik: Menilai komunitas mikroba.
Dengan mengintegrasikan semua data 'omik' ini sebagai contoh, menghubungkan strain C. acnes yang virulen (Mikrobiomik) dengan pola peradangan gen host (Transkriptomik) dan komposisi sebum yang mendukung pertumbuhan mereka (Metabolomik), para peneliti mendapatkan gambaran holistik yang belum pernah ada sebelumnya.
Kolaborasi data ini menjadi fondasi bagi Precision Medicine (Pengobatan Presisi) untuk Acne Vulgaris. Tujuannya adalah untuk meninggalkan pendekatan 'satu ukuran untuk semua' (seperti antibiotik non-selektif), dan beralih ke:
- Terapi Target Spesifik: Mengembangkan terapi yang menargetkan hanya strain C. acnes yang virulen, sambil mempertahankan strain komensal yang bermanfaat.
- Modulasi Sebum: Obat yang secara spesifik mengubah profil lipid sebum agar kurang mendukung pertumbuhan strain patogen.
- Intervensi Probiotik: Penggunaan probiotik, atau bahkan transplantasi mikrobiota, untuk memperkenalkan kembali spesies bakteri menguntungkan ke kulit, membantu memulihkan keseimbangan ekosistem.
Pada akhirnya, jerawat adalah kisah tentang ekosistem kecil di permukaan kulit kita yang dipengaruhi oleh genetik, hormon, dan lingkungan molekuler. Dengan terus melakukan analisis multi-omik yang canggih, kita akan menemukan solusi pengobatan yang lebih efektif dan presisi, yang disesuaikan secara individual dengan profil biologis setiap pasien.
Sumber :
- Ikawati HD, Fadilah, Fitria Agustina. Molecular Insights into Acne Vulgaris: A Multi-Omics Approach Towards Precision Medicine . EKSAKTA [Internet]. 2025 Sep. 30 [cited 2025 Nov. 13];26(03):371-83. Available from: https://eksakta.ppj.unp.ac.id/index.php/eksakta/article/view/591
- Fadilah, Hartanti Dian Ikawati , Anis Karuniawati , Linda Erlina, Fitria Agustina, Rafika Indah Paramita, Mohd Azrul Naim Mohamad, Profiling the Skin Microbiome: A Metagenomic and Bioinformatics Analysis of Acne Vulgaris Lesions in Adolescents. (unpublished)

