Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi. Untuk menjaga kesehatan konsumen, perlu ditemukan bahan pengawet yang aman untuk dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko kandungan pengawet dalam makanan, dan efeknya bagi kesehatan manusia serta menganalisis kandungan bahan pengawet alami yang bisa digunakan sebagai alternatif pengganti yang lebih aman. Metode yang digunakan adalah PRISMA (Preferred Reporting Items For Systematic Reviews and Meta Analyses). Pencarian artikel penelitian dilakukan dengan rentang tahun publikasi 5 tahun terakhir (2021 -2025) dengan menggunakan beberapa database yaitu ScienceDirect, Scopus, Nature dan PubMed, kemudian dilakukan pemilahan sesuai dengan kriteria inklusi-eksklusi. Pengawet dalam makanan jika berlebihan dapat mengakibatkan kejang, urtikaria, asma dan asidosis metabolik, bahkan pada dosis rendah. Kerugian lain dari pengawet adalah mutasi, kelainan genetik pada manusia limfosit darah, hiperaktivitas pada anak-anak, peningkatan risiko kardiovaskular, karsinogenik, penyakit ginjal kronis, osteoporosis, dan gagal ginjal kronis (CRF). Penggunaan pengawet alternatif, Bakteri probiotik, Ekstrak kulit buah, bakteri asam laktat, propolis, bisa digunakan sebagai alternatif pengganti, namun pengawasan penggunaan tetap perlu dilakukan



    Untuk memberikan komentar dan share pada pengetahuan ini, silahkan masuk disini!