Rimpang, seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan temulawak, telah lama dikenal sebagai bahan alami yang kaya akan manfaat kesehatan, mulai dari sifat antiinflamasi hingga kemampuan meningkatkan daya tahan tubuh. Bahan-bahan ini menjadi komponen penting dalam pengobatan tradisional, kuliner, dan industri farmasi. Namun, tanpa teknik penyimpanan yang tepat, rimpang dapat kehilangan kesegaran, nutrisi, dan kualitasnya akibat pembusukan, jamur, atau kekeringan. Oleh karena itu, memahami cara menyimpan rimpang, baik di suhu ruang maupun di kulkas, menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat dan umur simpannya.

Penyimpanan rimpang memerlukan perhatian terhadap faktor-faktor seperti suhu, kelembapan, dan sirkulasi udara. Di suhu ruang, rimpang dapat bertahan selama 2-6 minggu dengan ventilasi yang baik dan perlindungan dari kelembapan berlebih, menjadikannya pilihan praktis untuk penggunaan jangka pendek. Sebaliknya, penyimpanan di kulkas, khususnya pada suhu 10-15°C di laci sayuran, dapat memperpanjang masa simpan hingga 1-3 bulan, dengan catatan rimpang dibungkus menggunakan kertas tisu atau kantong kertas berlubang untuk mengontrol kelembapan. Penelitian menunjukkan bahwa suhu rendah di kulkas membantu menjaga senyawa bioaktif, seperti gingerol pada jahe atau kurkumin pada kunyit, yang penting untuk khasiatnya. Namun, tantangan seperti risiko jamur atau kerusakan akibat suhu terlalu dingin harus diatasi dengan teknik penyimpanan yang tepat.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat rimpang, pengetahuan tentang penyimpanan yang optimal menjadi semakin relevan, baik untuk keperluan rumah tangga maupun industri. Artikel ini akan menguraikan teknik penyimpanan rimpang secara rinci, mencakup langkah-langkah praktis, tips untuk menghindari kerusakan, dan pertimbangan ilmiah berdasarkan penelitian terkini. Dengan menerapkan metode penyimpanan yang tepat, kita dapat memastikan rimpang tetap segar, bernutrisi, dan siap digunakan kapan saja, mendukung gaya hidup sehat dan berkelanjutan.