Ada enam pilar yang mendukung Transformasi Sistem Kesehatan. Pilar ketiga adalah menciptakan sistem ketahanan kesehatan yang kuat melalui penguatan surveilans yang efektif.

Untuk melaksanakan pilar ketiga ini, diperlukan kelengkapan dan ketepatan data, informasi, kapasitas, dan jejaring laboratorium kesehatan berbasis surveilans untuk pencegahan dan pengendalian penyakit. Ini termasuk kemampuan untuk menangani kejadian kesehatan masyarakat yang tidak biasa, wabah penyakit, pandemi, dan kedaruratan lainnya.


Surveilans berbasis laboratorium vektor adalah sistem pemantauan yang bertujuan mengidentifikasi, menganalisis, dan mengendalikan populasi vektor penyakit, seperti nyamuk, lalat, atau kutu, melalui pengujian di laboratorium. Metode ini penting dalam deteksi dini dan pencegahan penyebaran penyakit yang ditularkan oleh vektor, seperti malaria, demam berdarah, dan chikungunya.

Komponen utama surveilans ini meliputi:

  1. Pengumpulan Sampel – Mengambil spesimen vektor dari lingkungan untuk diuji di laboratorium.
  2. Identifikasi Spesies – Menentukan jenis vektor yang berperan dalam penyebaran penyakit.
  3. Uji Patogen – Menggunakan teknik seperti PCR atau ELISA untuk mendeteksi patogen dalam tubuh vektor.
  4. Analisis Data – Mengevaluasi hasil laboratorium untuk menentukan tingkat risiko dan pola penyebaran penyakit.
  5. Tindak Lanjut – Menyusun strategi pengendalian vektor berdasarkan hasil surveilans.

Keunggulan surveilans berbasis laboratorium adalah kemampuannya memberikan data akurat untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam program pengendalian vektor. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi kebutuhan sumber daya yang tinggi, keterbatasan laboratorium, serta pelatihan tenaga ahli yang memadai.

Dengan surveilans yang efektif, diharapkan dapat dilakukan intervensi yang lebih cepat dan tepat untuk mencegah wabah penyakit yang ditularkan oleh vektor


    Untuk memberikan komentar dan share pada pengetahuan ini, silahkan masuk disini!