ABSTRAK

Latar belakang: Leptospirosis masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Banyumas merupakan salah satu wilayah yang memiliki kasus tertinggi di Jawa Tengah pada tahun 2019 sehingga berpotensi terjadinya endemis. Untuk itu, kami memberikan solusi melalui pengujian “brotokol” yang merupakan gabungan dari ekstraksi Brotowali dan Jengkol.

Metode: Brotokol dibuat dalam bentuk sediaan cair yang berfungsi sebagai pengganti rodentisida alami, sehingga aman digunakan untuk lingkungan (tanah, udara, dan perairan) maupun penggunanya.

Hasil: Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa tingkat dan intensitas waktu pemaparan yang terlihat dari range hari pengamatan pada pemberian ekstrak “Brotokol” terhadap sampel tikus, memberikan pengaruh yang signifikan pada aktivitas tikus rumah. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansi (2-tailed) pada masing-masing variabel yang menunjukkan nilai P value sebesar 0.001 dengan nilai α = 5 %, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat dan intensitas waktu pemaparan yang terlihat dari range hari pengamatan pada pemberian ekstrak “Brotokol” terhadap penurunan aktivitas tikus, dimana nilai P value < nilai α.

Simpulan: Efektivitas ekstraksi brotowali dan jengkol (“Brotokol”) yang dapat berfungsi untuk menghalau hama tikus rumah yang ramah lingkungan adalah hasil ekstraksi dengan tingkat konsentrasi sebesar 75 %. Efektivitas konsentrasi tersebut menyebabkan hambatan aktivitas yang terlihat dari respon aktivitas tikus yang mulai menurun dan mengalami stress hingga menjadi lethal/mati secara lebih cepat, tanpa memberikan efek resisten bagi sasaran target.


Kata kunci: Ekstraksi Brotowali dan Jengkol; Hama Tikus; Ramah Lingkungan


    Untuk memberikan komentar dan share pada pengetahuan ini, silahkan masuk disini!